Women’s Asia Cup: Indonesia Ke Divisi B Kalah Dari Lebanon

womens-asia-cup-indonesia-ke-divisi-b-kalah-dari-lebanon

Women’s Asia Cup: Indonesia Ke Divisi B Kalah Dari Lebanon. Timnas Bola Basket Putri Indonesia, yang dikenal sebagai Srikandi Indonesia, harus menelan pil pahit di FIBA Women’s Asia Cup 2025 setelah kalah 57-67 dari Lebanon dalam laga penentuan peringkat ketujuh di Shenzhen Sports Center, China, pada Jumat, 18 Juli 2025. Kekalahan ini memastikan Indonesia terdegradasi ke Divisi B untuk edisi berikutnya, mengakhiri perjuangan mereka untuk bertahan di kasta tertinggi bola basket putri Asia. Meski tampil penuh semangat, Indonesia gagal mengatasi performa gemilang Lebanon yang dipimpin Rebecca Akl. Apa saja faktor di balik kekalahan ini, dan bagaimana dampaknya bagi masa depan bola basket putri Indonesia? Artikel ini mengulas laga krusial tersebut dan langkah ke depan bagi Srikandi.

Perjuangan di Fase Grup

Indonesia kembali ke Divisi A FIBA Women’s Asia Cup 2025 setelah absen sejak 1986, sebuah pencapaian besar setelah menjuarai Divisi B pada 2023. Namun, fase grup menjadi tantangan berat bagi tim asuhan pelatih Andrie Ekayana. Berada di Grup A bersama raksasa seperti China, Selandia Baru, dan Korea Selatan, Indonesia menelan tiga kekalahan beruntun: 59-110 dari China, 45-75 dari Selandia Baru, dan 62-95 dari Korea Selatan. Meski kalah, performa pemain seperti Kimberley Pierre-Louis, yang mencetak 16 poin dan tujuh rebound melawan Korea, menunjukkan potensi tim ini.

Kekalahan di fase grup menempatkan Indonesia sebagai juru kunci Grup A, memaksa mereka menghadapi Lebanon, yang juga finis di posisi terbawah Grup B setelah kalah dari Australia, Jepang, dan Filipina. Laga melawan Lebanon menjadi penentu: pemenang akan bertahan di Divisi A, sementara yang kalah terdegradasi ke Divisi B.

Jalannya Pertandingan

Pertandingan melawan Lebanon berlangsung sengit sejak kuarter pertama. Indonesia memulai dengan baik, memanfaatkan kecepatan dan tembakan tiga angka dari Adelaide Callista. Namun, Lebanon, yang dipimpin oleh Rebecca Akl, menunjukkan pengalaman mereka dengan permainan yang lebih terorganisir. Akl, yang menjadi top skorer dengan 26 poin, lima rebound, dan lima assist, berhasil mencetak tembakan tiga angka krusial di momen-momen penting. Indonesia tertinggal 28-35 di paruh pertama setelah Lebanon memanfaatkan 12 turnover Srikandi.

Di kuarter ketiga, Indonesia berusaha bangkit dengan pertahanan zona yang lebih ketat, dipimpin oleh Faizzatus Shoimah dan Nathania Orville. Namun, Lebanon terus mendominasi papan dengan kontribusi Jillian Archer, yang mencatatkan 10 poin dan 12 rebound. Meski Indonesia sempat memangkas selisih menjadi lima poin di kuarter keempat, tembakan tiga angka Akl di menit-menit akhir memastikan kemenangan Lebanon dengan skor akhir 67-57. Indonesia kesulitan di paint, hanya mencetak 24 poin dibandingkan 38 poin Lebanon, dan akurasi tembakan tiga angka mereka (22%) kalah jauh dari Lebanon (35%).

Faktor Kekalahan dan Performa Pemain

Kekalahan Indonesia dapat dikaitkan dengan beberapa faktor kunci. Pertama, pengalaman Lebanon di Divisi A, ditambah kedalaman skuad mereka, memberikan keunggulan dalam situasi krusial. Kedua, Indonesia kehilangan banyak peluang akibat turnover dan akurasi tembakan yang rendah, hanya mencapai 35,2% untuk tembakan dua poin. Meski begitu, performa individu seperti Kimberley Pierre-Louis dan Adelaide Callista menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta muda yang menjanjikan.

Pelatih Andrie Ekayana mengakui bahwa timnya masih perlu meningkatkan konsistensi dan ketahanan mental. “Kami sudah berjuang maksimal, tetapi Lebanon lebih baik dalam eksekusi di momen penting. Ini menjadi pembelajaran berharga untuk kami,” ujarnya. Ekayana juga menyoroti perlunya pengembangan fisik dan taktis untuk bersaing di level Divisi A.

Dampak Terdegradasi ke Divisi B: Women’s Asia Cup: Indonesia Ke Divisi B Kalah Dari Lebanon

Terdegradasi ke Divisi B merupakan kemunduran bagi Indonesia, yang baru saja promosi ke Divisi A setelah kemenangan gemilang di Bangkok pada 2023. Namun, ini juga menjadi peluang untuk membangun kembali tim dengan fokus pada pengembangan pemain muda. Indonesia memiliki sejarah kuat di Divisi B, pernah mengalahkan Kazakhstan dan Iran pada 2021 dan 2023, dan bisa memanfaatkan turnamen berikutnya untuk kembali promosi.

Ketua Umum Perbasi, Danny Kosasih, menyatakan bahwa federasi akan mengevaluasi performa tim dan memperkuat program pembinaan. “Kami kecewa, tetapi ini bukan akhir. Kami akan fokus pada pembinaan jangka panjang dan mempersiapkan tim untuk kembali ke Divisi A,” katanya. Pemain seperti Nathania Orville dan Gabriel Sophia diharapkan menjadi tulang punggung tim di masa depan.

Langkah ke Depan: Women’s Asia Cup: Indonesia Ke Divisi B Kalah Dari Lebanon

Meski terdegradasi, pengalaman di Divisi A memberikan pelajaran berharga bagi Srikandi Indonesia. Turnamen ini menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan tim yang lebih berpengalaman, meski masih perlu meningkatkan akurasi tembakan dan manajemen permainan. Keikutsertaan di Divisi B pada 2027, yang kemungkinan besar akan digelar di Filipina, menjadi kesempatan untuk mendominasi dan kembali promosi. Perbasi juga berencana meningkatkan eksposur internasional dengan mengikutsertakan tim di turnamen seperti Jones Cup atau SEA Games.

Penutup: Women’s Asia Cup: Indonesia Ke Divisi B Kalah Dari Lebanon

Kekalahan 57-67 dari Lebanon di FIBA Women’s Asia Cup 2025 mengakhiri perjalanan Timnas Basket Putri Indonesia di Divisi A, memaksa mereka turun ke Divisi B. Meski mengecewakan, perjuangan Srikandi Indonesia menunjukkan potensi besar yang perlu diasah. Dengan fokus pada pembinaan talenta muda dan perbaikan taktis, Indonesia memiliki peluang untuk bangkit dan kembali bersaing di kasta tertinggi. Akankah Srikandi mampu kembali ke Divisi A pada 2027? Dukungan penuh dari federasi dan penggemar akan menjadi kunci untuk mewujudkan ambisi tersebut.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment