Spurs Memilih Dylan Harper Usai Permainannya yang Hebat

spurs-memilih-dylan-harper-usai-permainannya-yang-hebat

Spurs Memilih Dylan Harper Usai Permainannya yang Hebat. Basket NBA Draft 2025 menjadi momen bersejarah bagi San Antonio Spurs, yang memilih Dylan Harper, guard eksplosif dari Rutgers, sebagai pilihan kedua secara keseluruhan. Keputusan ini diambil setelah Harper menunjukkan performa luar biasa selama musim NCAA, menjadikannya salah satu prospek terbaik di kelas draft tahun ini. Dengan sejarah sukses memilih Rookie of the Year berturut-turut melalui Victor Wembanyama (2023) dan Stephon Castle (2024), Spurs berharap Harper dapat melanjutkan tren tersebut. Kehadirannya di skuad muda Spurs, yang kini diperkuat oleh De’Aaron Fox dan Carter Bryant, menandakan ambisi klub untuk mengakhiri paceklik playoff selama enam tahun. Artikel ini akan mengulas alasan di balik pemilihan Harper, performanya di Summer League, dan potensinya bagi masa depan Spurs.

Performa Gemilang di Rutgers

Dylan Harper, guard berusia 19 tahun, mencuri perhatian selama musim freshman di Rutgers dengan kemampuan serba bisa dan kematangan bermain. Ia mencatatkan rata-rata 23,1 poin, 5,6 rebound, dan 4,2 assist per pertandingan, dengan puncaknya adalah back-to-back 30-point games melawan Notre Dame (36 poin) dan Alabama (37 poin). Kemampuannya menembus pertahanan lawan, menciptakan tekanan di area ring, dan visi permainan membuatnya dianggap cocok dengan filosofi positionless basketball Spurs. Harper juga menunjukkan potensi defensif dengan rata-rata 1,8 steal per laga, menjadikannya pemain dua arah yang ideal. “Saya rasa bermain dengan pemain hebat akan mengeluarkan sisi terbaik dari diri saya,” ujar Harper usai draft, menegaskan kesiapannya bergabung dengan inti muda Spurs seperti Wembanyama dan Castle.

Keputusan Draft dan Strategi Spurs

Pemilihan Harper sebagai pick kedua di NBA Draft 2025, yang digelar di Barclays Center, New York, mencerminkan strategi jangka panjang Spurs untuk membangun tim berbasis talenta muda. Meski sudah memiliki Stephon Castle dan De’Aaron Fox di posisi guard, General Manager Brian Wright menegaskan bahwa Spurs tidak khawatir dengan tumpang tindih posisi, karena Harper membawa fleksibilitas dalam gaya bermain tanpa posisi tetap. Spurs juga memperkuat skuad dengan memilih Carter Bryant, forward Arizona yang dikenal sebagai spesialis 3-and-D, di urutan ke-14. Langkah ini, ditambah pelepasan pick ke-38 ke Indiana Pacers untuk aset masa depan, menunjukkan manuver cerdas untuk mempertahankan fleksibilitas roster. Meski tanpa Gregg Popovich sebagai pelatih kepala, pengaruhnya tetap terasa dalam keputusan draft, memastikan fokus pada pemain serba bisa.

Performa di Summer League: Spurs Memilih Dylan Harper Usai Permainannya yang Hebat

Harper hanya tampil dalam dua pertandingan NBA Summer League 2025 di Las Vegas sebelum diistirahatkan oleh Spurs, tetapi ia berhasil meninggalkan kesan kuat. Dalam laga melawan Dallas Mavericks, yang diperkuat Cooper Flagg, Harper mencetak 16 poin dalam 21 menit, dengan 6 dari 14 tembakan dan dua assist. Ia juga menunjukkan kemampuan defensif dengan dua steal, meski Spurs kalah 69-76. Performa ini cukup bagi manajemen Spurs untuk menilai potensinya, memutuskan untuk tidak memainkannya lagi demi menjaga kebugaran menjelang musim reguler. “Harper punya kepercayaan diri langka dengan kerendahan hati,” kata GM Brian Wright, menyoroti kesiapan Harper untuk berintegrasi dengan rotasi backcourt bersama Fox, Castle, dan Devin Vassell.

Harapan untuk Spurs dan Dampak di Indonesia: Spurs Memilih Dylan Harper Usai Permainannya yang Hebat

Kehadiran Harper di Spurs menimbulkan optimisme besar, terutama dengan pernyataannya di Spurs Family Cookout bahwa tim akan segera lolos playoff. “Langit adalah batasnya bagi kami,” ujarnya, mencerminkan ambisi untuk mengembalikan kejayaan Spurs era Tim Duncan. Dengan kontrak rookie senilai 56 juta dolar selama empat tahun, Harper diharapkan menjadi motor ofensif yang membuka ruang untuk Wembanyama. Di Indonesia, di mana basket semakin populer berkat DBL dan pemain seperti Marques Bolden, performa Harper di Summer League menjadi inspirasi bagi pemain muda untuk mengejar mimpi di NBA. Meski Wembanyama absen di sisa musim 2024/25 akibat trombosis vena, Harper dan Castle diharapkan menjadi fondasi masa depan Spurs.

Penutup: Spurs Memilih Dylan Harper Usai Permainannya yang Hebat

Pemilihan Dylan Harper sebagai pick kedua NBA Draft 2025 menegaskan visi Spurs untuk membangun dinasti baru dengan talenta muda. Performa gemilangnya di Rutgers, ditambah kilasan bakat di Summer League, menjadikannya kandidat kuat untuk Rookie of the Year 2026. Bersama inti muda seperti Castle dan Vassell, Harper siap membawa Spurs kembali ke playoff, mengakhiri paceklik enam tahun. Bagi penggemar basket Indonesia, kiprah Harper menjadi motivasi untuk bermimpi besar. Mari kita dukung Harper dan Spurs dalam perjalanan mereka menuju kejayaan NBA!

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment