Rui Hachimura Sangat Kagum Dengan Kehebatan Reaves
Rui Hachimura Sangat Kagum Dengan Kehebatan Reaves. Rui Hachimura, forward andalan Los Angeles Lakers, baru saja buka suara soal kekagumannya terhadap Austin Reaves, rekan setimnya yang semakin jadi bintang. Pada 30 Oktober 2025, pasca kemenangan dramatis 115-113 atas Minnesota Timberwolves—di mana Reaves lempar buzzer-beater tiga poin penentu kemenangan—Hachimura bilang dalam wawancara pasca-laga bahwa ia awalnya tak kenal Reaves sama sekali saat gabung Lakers dua musim lalu. Tapi satu momen crossover brilian Reaves lawan Giannis Antetokounmpo langsung bikin ia terkesan. “Saya bilang, ‘Ini orang siapa? Gila,'” cerita Hachimura sambil tertawa. Di musim 2025-2026 yang baru jalan tiga pekan, Reaves lagi on fire dengan rata-rata 20 poin dan 8 assist per laga, sementara Hachimura tambah 17 poin di laga terakhir. Pujian ini bukan cuma basa-basi; ia tunjukkan betapa Reaves ubah dinamika Lakers dari underdog jadi ancaman serius di Barat. REVIEW KOMIK
Awal yang Tak Terduga dan Momen Pembuka Mata: Rui Hachimura Sangat Kagum Dengan Kehebatan Reaves
Hachimura gabung Lakers pada Februari 2023 via trade dari Washington Wizards, saat itu Reaves masih rookie yang jarang starter. “Saya baru datang dari tim lain, tak tahu banyak soal rekan baru. Austin? Saya bahkan tak ingat wajahnya,” akui Hachimura dalam obrolan santai dengan media. Ia fokus adaptasi ke sistem Darvin Ham, tapi playoff 2023 jadi titik balik. Di laga kontra Milwaukee Bucks ronde kedua, Reaves—yang saat itu bench player—lempar crossover tajam ke Giannis, bikin superstar itu terpeleset. Hachimura, yang nonton dari pinggir, langsung kagum. “Itu gerakan level lain. Bukan cuma skill, tapi keberanian lawan pemain sekelas Giannis. Dari situ, saya mulai perhatiin dia.”
Momen itu bukan kebetulan. Reaves, lahir di Newark, Arkansas, dibesarkan di lingkungan basket sederhana—ayahnya pelatih SMA, ibunya guru. Ia undrafted 2021, tapi langsung buktiin diri dengan kontrak two-way. Crossover ke Giannis jadi viral, ditonton jutaan kali, dan Hachimura bilang itu “panggilan bangun” baginya. Sejak itu, keduanya sering latihan bareng, dari shooting drill pagi hingga film study malam. Hachimura, yang lahir di Jepang dan pindah ke Amerika usia 13, lihat Reaves sebagai cerminan dirinya: underdog yang haus bukti. Kini, di musim ketiga Reaves, Hachimura tak henti puji: “Ia tak punya hype besar, tapi kerja kerasnya bikin beda.”
Performa Reaves yang Melejit dan Andil di Lakers: Rui Hachimura Sangat Kagum Dengan Kehebatan Reaves
Reaves lagi di puncak karirnya musim ini, dan Hachimura jadi saksi terdekat. Di laga Timberwolves, Reaves cetak 28 poin, 11 assist—career-high—plus buzzer-beater yang bikin Crypto.com Arena meledak. Ia tie game dengan tiga poin di detik terakhir, selamatkan Lakers dari kekalahan kedua beruntun. Hachimura, yang tambah 17 poin dan 5 rebound, bilang pasca-laga: “Austin punya naluri pembunuh. Ia tak panik di momen besar, malah nikmatin.” Statistik musim ini: Reaves tembus 40 persen dari tiga poin, naik dari 36 persen tahun lalu, dan assistnya naik 20 persen berkat chemistry dengan LeBron James dan Anthony Davis.
Hachimura lihat Reaves sebagai kunci kedua untuk Lakers yang finis runner-up Barat musim lalu. “Ia bukan cuma shooter; ia baca permainan seperti veteran,” tambahnya. Di laga kontra Denver Nuggets pekan lalu, Reaves catat triple-double pertama karirnya: 15 poin, 10 rebound, 10 assist. Hachimura, yang duet dengannya di starting lineup, bilang itu “gerakan alami, bukan dipaksa.” Pelatih JJ Redick puji keduanya: “Rui dan Austin saling lengkapi—satu kuat di paint, satu pintar di perimeter.” Reaves juga tambah dimensi internasional: ia wakili Amerika di Olimpiade 2024, cetak 12 poin lawan Prancis, di mana Hachimura bela Jepang. Pujian Hachimura ini bikin Reaves tersipu: “Rui lebih hebat; ia ajarin saya banyak soal positioning.”
Hubungan Rekan Tim dan Dampak ke Dinamika Lakers
Kekaguman Hachimura tak berhenti di lapangan; ia lihat Reaves sebagai saudara. “Kami sering makan malam bareng, ngobrol soal keluarga. Ia humble, tak sombong meski lagi panas,” cerita Hachimura. Di ruang ganti, Reaves sering goda Hachimura soal aksen Jepangnya, sementara Hachimura balas dengan lelucon soal akar pedesaan Reaves. Momen lucu pasca buzzer-beater: Hachimura ambil headband Reaves, putar-putar, dan tanpa sengaja cipratkan keringat ke mulut Marcus Smart yang lagi protes—bikin semua tertawa. “Itu malam gila; Austin selamatkan kami, tapi saya yang bikin heboh,” kata Hachimura.
Dampaknya ke Lakers nyata: tim naik ke posisi tiga Barat dengan rekor 4-2, berkat kedalaman lini belakang. Hachimura, yang musim lalu cetak 13 poin rata-rata, kini naik ke 16 berkat ruang yang ciptakan Reaves. “Ia bikin saya lebih bebas; tanpa ia, paint terlalu ramai,” ujarnya. Di tengah cedera Davis yang absen dua laga, duet ini jadi penopang. Redick rencanakan mereka starter tetap, dengan Reaves di point guard saat D’Angelo Russell rotasi. Kekaguman Hachimura juga motivasi buat rookie seperti Dalton Knecht, yang bilang: “Kalau Rui kagum sama Austin, berarti kami bisa belajar banyak.” Ini bikin Lakers lebih kohesif, jauh dari drama musim lalu.
Kesimpulan
Kekaguman Rui Hachimura ke Austin Reaves jadi cerita hangat di tengah start solid Lakers musim 2025-2026. Dari awal tak kenal hingga momen crossover Giannis yang bikin terkesan, Hachimura lihat Reaves sebagai talenta alami yang ubah tim. Performa Reaves yang melejit—buzzer-beater, triple-double—dan hubungan rekan tim yang erat bikin duet ini kunci sukses Barat. Di usia 27, Reaves lagi buktiin underdog bisa jadi bintang, sementara Hachimura, 27 juga, tambah dimensi emosional. Lakers butuh ini untuk saingi Nuggets dan Thunder; pujian Hachimura cuma awal dari cerita besar. Yang pasti, di Los Angeles, chemistry seperti ini langka—dan berharga.
 
								


 
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    
Post Comment